Jumat, 28 September 2012

AWAS, ADA SEPILIS!??!! (VIRUS MEMATIKAN BARU MENULAR DAN MENGANCAM UMAT ISLAM)


What SEPILIS??? Apaan toh, sejenis bakteri? Penyakit? Atau mutan? Atau Shyphilis yang penyakit kelamin akibat gonta-ganti pasangan itu?? Eit’s tuh kan pada ngawur semua nebaknya….=_=” Friend, meski namanya mirip dengan Shyphilis “si-penyakit seksual, kelamin” yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum dan populer di kalangan kita, kalangan kesehatan. Namun, bentuknya jauh beda dan bahkan akibat penyakit ini melebihi penyakit kelamin “shypilis”, boleh jadi “shypilis” justru diakibatkan terlebih dahulu oleh “SEPILIS” ini. Nah, makanya yuk kita tabayyun/klarifikasi, what the sepilis is…
                SEPILIS adalah singkatan dari Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme. Ya, ketiganya adalah sebuah paham atau ideologi yang disebarkan oleh para musuh Allah dari kalangan Yahudi/zionis dan Barat untuk merusak ideologi Islam kaum muslimin di seluruh dunia. Sekedar info sobat, bahwa paham Sepilis ini sudah dinyatakan Haram oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak 28 Juli 2005 artinya apabila kita generasi kaum muslimin memiliki ketiga paham tersebut, maka kita akan berdosa dan ganjarannya adalah azab serta siksa Allah dunia-akhirat, Na’udzubillah…
                Sobat pasti semua pada penasaran kenapa paham SEPILIS ini dinyatakan haram oleh para ulama,.??!!! nih saya akan sedikit mengulas ketiga paham tersebut secara singkat wal padat beserta gejala, tanda, dan manifestasi klinis orang yang terkena penyakit menular ini, semoga dapat dipahami:

1.Sekularisme
                Inti dari paham ini adalah “pemisahan urusan agama dengan urusan dunia dalam kehidupan”, jadi sobat, Agama tidak boleh mencampuri urusan yang menyangkut muamalah duniawi, seperti Ekonomi, Perdagangan, Pendidikan, Kesehatan, Politik, IPTEK, dsb. Agama hanya dibatasi untuk ibadah yang sifatnya ritual, seperti shalat, puasa, zakat, dzikir, haji, membaca Alquran, haulan, dsb. Agama hanya boleh ada di mesjid, musholla, majlis taklim, dan pesantren. Agama tidak boleh disangkut-pautkan dengan urusan kantor, kampus, sekolah, Rumah sakit, Laboraturium, Markas Militer, dsb. Karena agama dianggap tidak relevan/tepat jika mengurus aspek kehidupan secara luas, agama tidak punya solusi untuk bidang kehidupan modern, dan agama adalah urusan pribadi masing-masing (*kembalikan pada individual, begitu kata orang yang berpaham sekular)
 Hasilnya banyak dari kita (*termasuk juga mungkin penulis) yang jauh, tidak peduli, dan tidak paham tentang agamanya sendiri, banyak yang secara akademik dan intelektual luar biasa terpelajar dan titelnya bahkan sudah Professor, ahli di bidangnya, pandai berdebat, dan menganalisa kasus. Namun, ketika ditanya tentang fikih shalat saja, hanya “cengengesan, senyum masam” tidak bisa menjawab. Hal ini sesuai dengan sindiran Allah swt dalam Q.S. ArRuum: 7, “Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.”
Nilai moral dan akhlak masyarakat menjadi hancur karena peran agama dibatasi dan hukum yang berlaku di masyarakat adalah hukum yang dibuat berdasarkan semata asas manfaat yang memperturutkan hawa nafsu, bukan berdasarkan ajaran-ajaran agama. Padahal, kalau mau jujur. Agama kita, Islam sudah mencakup semua aspek kehidupan mulai dari aspek individual seperti (*cara makan, minum, berobat, tidur, dsb) ibadah kita pada Allah swt seperti (*shalat, doa, dzikir, qiraat quran), aspek hub. Sosial kita, seperti zakat, akhlak, hidup bertetangga, bermasyarakat. Sampai aspek yang sifatnya makro/luas seperti ekonomi, pendidikan, militer, politik, kesehatan, pemerintahan, dsb. Allah swt sendiri me-wajibkan kita untuk melaksanakan ajaran Islam secara kaaffah/seluruh aspek kehidupan agar tidak seperti iblis/syeitan yang sekehendak/sesuai hawa nafsu dalam melaksanakan ajaran Allah swt. Q.S. AlBaqarah: 208, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”

2. Pluralisme
                Kita sering salah mengartikan Pluralisme dan pluralitas, sehingga kita menganggap pluralism itu boleh bahkan mutlak adanya. Pluralisme berbeda jauh dengan Pluralitas, pluralitas artinya keberagaman/ke-bhinneka tunggal Ika-an, dan memang kita dalam hidup ini tidak bisa lepas dari perbedaan dan keberagaman. Allah swt berfirman, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.” (Q.S. AlHujurat: 13), sedangakan Pluralisme disini adalah “menganggap semua agama benar, semua penganut agama akan masuk surga karena semua agama mengajarkan kebaikan dan kasih sayang sesama.” Padahal, pendapat/paham ini jelas keliru dan bathil karena inti ajaran agama itu benar/salah bukan pada ajaran akhlaknya, tetapi ada pada ajaran aqidahnya/ajaran tentang konsep ketuhanan, kita sebagai umat Islam wajib yakin dan beriman bahwa hanya agama Islamlah satu-satunya benar, Allah swt menegaskan “Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Q.S. Ali Imran: 85). Salah satu bukti Islam itu agama yang benar adalah terletak pada kitab suci Alquran, yang tidak pernah mengalami perubahan dan mampu dihapal oleh jutaan manusia sepanjang masa, berbeda dengan kitab suci agama lain yang pasti pernah mengalami perubahan oleh tangan-tangan manusia.
                Paham ini sangat berbahaya bagi akidah dan keimanan kita sebagai generasi muda, bisa-bisa kita murtad secara tidak sadar karena kita dengan gampangnya mencampur adukkan ajaran agama Islam dengan agama lain, dengan mudahnya kita nikah beda agama (*padahal jelas diharamkan), ikut ibadah agama lain, termasuk mengucapkan selamat hari raya agama lain, Natal, Imlek, Nyepi, dsb., dan ikut makan-minum yang belum jelas kehalalannya (*hukumnya juga haram, kita cukup toleransi dengan tidak mengganggu umat lain ber-hari raya, Lakum dinukum waliyadiin).

3 Liberalisme
                Liberalisme, secara harfiah artinya paham kebebasan, dalam hal ini bebas dalam segala aspek kehidupan tanpa terkekang aturan manapun. dimana orang yang mencetuskannya adalah JJ. Rousseau, tokoh humanis asal Perancis, dia mencetuskan konsep Life, Love, dan Liberty (Hidup, Cinta, dan Kebebasan) di dunia Barat. Pada dasarnya orang yang “terjangkit” virus/penyakit Liberalisme ini mereka menganggap hidup mereka itu adalah urusan pribadi/individual mereka selama mereka tidak mengganggu orang lain, tidak boleh ada aturan yang mengekang mereka, termasuk agama! Jadi, Liberalisme ini sebenerya adalah turunan dari virus Sekularisme yang mengalami mutasi ke arah kanker stadium 4!!! Virus Liberalisme ini bahkan sudah sangat parah menjangkiti generasi Islam, tidak tanggung-tanggung para cendekiawan/kaum intelektual yang dijangkiti. Jangan heran sobat ketika kita mendengar organisasi yang bernama Jaringan Islam Liberal (JIL) (*konon katanya didanai milyaran dollar oleh organisasi Barat dan Zionis yang ingin menghancurkan Islam dari dalam, pengurusnya pun terdiri dari professor ahli Islam yang di sekolahkan di Amerika Serikat), Kaum JIL ini mereka gencar mengkampanyekan paham Liberal lewat isu-isu kesetaraan gender (*peran wanita sebagai ibu dihapuskan lewat kampanye “wanita karir”), membolehkan nikah sesama jenis/gay-lesbian, bolehnya pergaulan bebas/seks bebas asal pakai “kondom”, menentang Poligami dan mendukung mati-matian Poliandri (*wanita punya banyak suami), penghapusan pembagian warisan sesuai ajaran Islam, menentang jilbab dan mendukung pakaian bebas, minim, seksi, membela ajaran sesat seperti Ahmadiyah, Lia Eden, LDII, dan masih banyak lagi.
 Menurut mereka, mereka memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM), justru ajaran Islam melanggar HAM, UUD 1945, dan kebebasan individual, Islam itu ketinggalan zaman dan hanyalah produk budaya Arab. Virus Liberalisme ini sangat merusak tatanan kehidupan bermasyarakat, bayangkan di Inggris 40% anak disana adalah hasil hubungan “diluar nikah”, di AS setiap 5 menit terjadi perkosaan, juga Di Eropa Utara, Jepang, Korea, dan AS orang-orang bebas berhubungan seksual layaknya suami istri di tempat umum, seperti di bangku taman, di depan rumah/apartemen, di halte, bahkan di bangku kuliah saat dosen di depan menjelaskan! Hanya dengan alasan HAM. Di Indonesia sendiri menurut KOMNAS Anak, 93% remaja di Indonesia, khususnya kota besar pernah melakukan seks “ringan”, 62% tidak perawan lagi, dan angka aborsi mencapai 6 juta jabang bayi di tahun 2010 (*melebihi korban perang dunia 1 dan 2)! Mereka lupa akan peringatan Allah swt, “Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).” (Q.S. AlHijr: 3).
                Nah, sobat pasti ngeri kan mendengar virus SEPILIS ini? Virus ini sengaja dikembangkan di dunia Barat, disaat mereka memisahkan agama dari kehidupan dunia, karena agama itu Cuma hak individu, ketinggalan zaman, dan tidak sesuai dengan dunia modern. dan virus ini mungkin sudah menyebar di antara kita, kamu semua, dan bahkan penulis sendiri terjangkiti sebagai umat Islam. So, setelah kita sama-sama mengkaji dan mendiagnostik penyakit ini, mari sama-sama kita cari terapi pengobatannya.Ternyata tidak ada terapi dan pegobatan paling ampuh, kecuali kita kembali pada ajaran Islam, menerapkan syariat Allah swt secara kaaffah/keseluruhan yang tercantum dalam ALQURAN (*obat segala penyakit manusia, baik lahir maupun batin). “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu (Alquran) dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Q.S. Yunus: 57). Wallahu’alam bis showab