Rabu, 21 Desember 2011

Ghazwul Fikri (Perang Intelektual), cara utk menghancurkan umat Islam yang lebih berbahaya dari cara militer/kekerasan

Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran)

“Mereka hendak memadamkan cahaya Allah (agama Islam) dengan mulut mereka, sedang Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya, sekalipun orang-orang kafir tidak suka (akan yang demikian)” [QS Ash Shaff 61 : 8]


Kekalahan yang mendalam pada perang salib, telah menenggelamkan musuh-musuh Islam pada kehinaan yang dalam. Dalam diri mereka berkobar dendam yang membara. Mereka tidak pernah berhenti untuk menghancurkan Islam dan ummatnya. Teriakan Bush tentang Crusade (perang salib) pada saat penyerangan Amerika cs ke Iraq juga mengingatkan kita pada dendam mereka yang dalam pada ummat Islam.

Disamping melakukan peperangan militer (askari) yang sering gagal menaklukkan ummat Islam secara total, maka musuh-musuh Islam menggunakan strategi lain untuk menaklukkan ummat Islam. Ini adalah strategi yang jitu, strategi yang sering tidak disadari oleh mayoritas ummat Islam, yaitu Ghazwul Fikri.
Ghazwul Fikri yang berarti perang pemikiran atau invasi pemikiran; sebuah bentuk peperangan yang tidak melibatkan fisik, namun berhasil melumpuhkan otak, menghancurkan kepribadian, menodai akhlak kaum muslimin, bahkan dapat menumbangkan akidah ummat Islam.
Sampai sejauh ini, Ghazwul Fikri terlihat sukses dalam melumpuhkan vitalitas Islam ditengah kehidupan seorang Muslimn, mengeluarkan mereka dari pemahaman yang benar tentang Islam tanpa disadari oleh diri mereka sendiri. Hal ini mengingatkan kita pada pernyataan seorang misonaris Amerika, Samuel Marinus Zwemer dalam sebuah konferensi yang mengevaluasi manuver-manuver mereka kaum misionaris di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara. Seorang peserta telah menduh Zwemer gagal sebagai penanggung jawab kristenisasi di daerah itu, dengan alasan : “Meskipun sudah banyak uang yang dihamburkan dan tenaga yang dicurahkan, namun tidak seorang pun ummat Islam yang masuk Kirsten...”
Kemudian Zwemer menanggapi tuduhan tersebut dengan mengatakan : “Tujuan kita bukan untuk mengkristenkan ummat Islam, ini tidak akan sanggup kita melaksanakannya. Tetapi target kita adalah menjauhkan kaum muslimin dari Islam. Ini yang harus kita capai, walalupun mereka tidak bergabung dengan kita...”
Sesuai dengan konteks ini, Abdul Shabur Marzuq menyampaikan ucapan selamat atas hengkangnnya Inggeris dari Mesir : “Alhamdulillah, kolonialis Inggeris akan keluar dari Mesir, dengan demikian Islam akan hidup dan mendapatkan kebebasan”
Sayyid Quthb menanggapi pernyataan itu : “Memang telah tercapai kesepakatan tentang hengkangnya orang Inggeris putih itu, walaupun bahayan mereka terbatas. Tetapi yang paling penting adalah keluarnya orang-orang “Inggeris cokelat” dari Mesir....” Yang dimaksudkan Sayyid dengan orang-orang cokelat adalah orang-orang Mesir yang telah terpengaruh oleh pemikiran Barat melalui para misionaris dan oreintalis, kemudian menafsirkan Islam sesuai dengan keinginan mereka.


TUJUAN GHAZWUL FIKRI

1. Mencegah roh Islam menyebar ke pelosok dunia§
Para musuh Islam berusaha memadamkan cahaya agama Allah, mencegah penyebaran agama yang fithrah ini ke seluruh penjuru dunia. Mereka khawatir dan takut, karena Islam sesuai dengan fitrah dan kecendrungan manusia. Salah satu cara yang mereka lancarkan adalah dengan melakukan ghazwul fikri. Musuh-musuh Islam berusaha untuk menyebarkan berbagai kebohongan tentang syari’ah Islam sehingga ummatnya sendiri takut dengan ajaran agamanya sendiri. Musuh-musuh Islam berusaha mencitakan syari’ah Islam itu kejam dan tidak berperikemanusiaan, dan mereduksi (mempersempit) ajaran syaria’ah sebatas hukum pidana belaka.
Mereka juga mengatakan Al-Qur’an tidak suci lagi, mereka juga mengangkat segi-segi kelemahan yang ada di berbagai negara Islam dan membebankannya kepada Islam, mereka juga sering memberikan gambaran bahwa Islam adalah agama kekerasan dan pertumpahan darah.
Gambaran-gambaran yang jahat ini telah memperlemah ummat Islam dan menciptakan ketakutan yang massif terhadap ummat Islam, seperti yang banyak terjadi akhir-akhir ini di negeri Barat setelah kampanye terorisme yang dilancarkan Amerika dan sekutunya.

2.Menghancurkan Islam dari dalam
Ghazwul Fikri seperti yang diungkapkan oleh Sayyid Quthb telah melahirkan bule-bule cokelat yang rasnya adalah timur tapi pemikirannya sudah dibentuk total oleh pemikiran barat. Misalnya seperti yang dilakukan Mirza Gulam Ahmad : “Hampir seluruh umurku telah kuhabiskan untuk mendukung dan membantu pemerintahan Inggeris dengan mencegah jihad dan mengharuskan tuntuk dan loyal kepadanya. Aku telah banuyak menulis buku dan publikasi yang kalau dikumpulkan bisa mengisi 50 lemari. Semua buku dan publikasi ini telah disebarkan ke berbagai negara Arab seperti mesir dan syam.”
Kita juga bisa mencatat tokoh-tokoh lain yang sering disebut Barat sebagai “cendekiawan Muslim” yang bermaksud menghadirkan perspektif baru tentang Islam yang justru menghancurkan Islam sendiri, dengan mengatakan al-Qur’an sebagai sesuatu yang profan (keduniaan) yang bisa dikritik seperti kita mengkritik bacaan lainnya. Hal ini bisa terjadi, karena menurut mereka, al-Qur’an tidak pure normatif, telah dicampuri oleh aspek kemanusiaan dari Nabi.

MENGAPA GHAZWUL FIKRI BERBAHAYA

 Menghadapi ghazwul fikri sasaran sering lengah dan tanpa persiapan, bahkan kebanyakan mereka tanpa sadar telah terjerumus dalam perangkap musuh. Bahkan sasaran tidak merasa disakiti dengan peperangan itu malah menganggapnya sebagai kenikmatan duniawi. Misalnya dengan ghazwul fikri melalui hiburan musik atau film, orang-orang muslim tidak merasa terjajah dengan hal itu, malah menjadi konsumen utama dari hiburan yang ditawarkan Barat. Lebih jauh efeknya adalah kaum muslimin mulai belajar untuk mengikuti budaya Barat, sehingga lambat laun mereka kehilangan idnetitasnya karena telah tersibghah (terwarnai) oleh budaya Barat.
 Dengan menggunakan ghazwul fikir, para penyerang dapat terhindar dari berbagai akibat pergulatan fisik.§
 Melalui ghazwul fikri, mereka bisa mendapatkan agen dan pendukung§ setia dari kalangan mereka yang dijadikan sasaran serangan yaitu orang-orang Timur (Islam) yang bisa diperdaya oleh materi atau godaan-godaan lain.
 Melancarkan ghazwul fikri relatif lebih mudah dengan hasil yang cukup§ memuaskan, sedangkan invasi militer sering berujung dengan penarikan mundur pasukan atau perang yang berlarut-larut dan tidak pernah usai.
 Sarana invasi militer mengerikan dan menakutkan, serta akibatnya juga§ sangat buruk; pertumpahan darah, korban jiwa dan kerusakan materi. Adapun sarana ghazwul fikri hanya tipuan yang dihiasi dengan selera rendah, karenanya dapat menelan korban yang lebih banyak
 Biasanya pelaku ghazwul fikri tidak muncul terang-terangan, mereka§ bersembunyi dibalik agen-agen yang berasal dari penduduk asli yang sedang diserang. Melalui antek-antek inilah mereka melancarkan berbagai serangan, bahkan sering pula mereka mendapatkan perlindungan dari pemerintah setempat.
 Pengaruh yang ditinggalkan dari ghazwul fikri biasanya lebih lama dan§ awet karena menyerang pemikiran dan jiwa ummat serta menumbuhkan kecintaan ummat terhadap penyerangnya, sedangkan pengaruh dari perang militer meninggalkan dendam yang berbahaya bagi penyerang dan kerusakan fisik yang bisa diperbaiki cepat.
 Ghazwul fikri telah terbukti merusak akhlak kaum muslimin, melarutkan§ kepribadiannya mirip dengan kepribadian Jahiliyah, menumbangkan akidah umat yang menyebabkan seorang muslim memberikan loyalitasnya kepada musuh-musuh Islam, baik secara tampak atau secara halus.

BENTUK DAN SARANA GHAZWUL FIKRI

1. Menyebarkan perbedaan pendapat tentan akidah di kalangan ummat Islam.§ Misalnya dengan muculnya sekte seperti Khawarij dan Syi’ah. Kemunculan sekte-sekte ini telah mengobarkan peperangan panjang dan merapuhkan ummat dari dalam, sekte-sekte ini juga mencoba untuk mengaburkan sumber-sumber Islam dengan mengkampanyekan al-Qur’an versi yang berbeda dengan mushaf Utsmani, mereka juga aktif melancarkan hadits-hadits palsu yang berperan dalam mengaburkan pemahaman ummat terhadap agamanya.

2. Menciptakan kefanatikan baru sebagai ganti dari kefanatikan jahiliah.§ Setelah kefanatikan suku melemah seiring dengan kedatangan Islam, maka ditumbuhkan gantinya berupa nasionalisme yang memecahkan kesatuan shaf ummat Islam. Kita bisa mencatat akibat negatif dari nasionalisme pasca runtuhnya kekhalifahan Turki Utsmani dengan bermunculannya negara-negara kecil yang tidak peduli terhadap negara-negara lain, padahal mereka adalah sesama muslim. Mislanya, ketidakmampuan negara-negara Arab untuk bersatu membebaskan Palestina dan menaklukkan Israel yang kecil.

3. Menyuguhkan ide dan teori yang berlawanan dengan agama, misalnya teori§ evolusi, teori alam statis (qadim), atau gagasan-gagasan baru tentang Islam yang nyeleneh dan jauh dari ajarannya.
 Membantu dan membentuk berbagai pergerakan yang menentang Islam§ seperti freemasonry, rotary club, qadiyaniah, bahaiah dan lain-lain.

4. Menggunakan media massa, media cetak dan media elektronik dalam§ mempengaruhi ruh dan jiwa ummat Islam. Melalui media yang mereka kuasai, mereka memberikan pengaruh negatif terhadap generasi muda Islam agar semakin jauh dari ajaran, akhlak dan kepribadian muslim yang sejati.

 5.Mencoba mengganti kurikulum pendidikan Islam dengan kurikulum baru§ yang meruntuhkan fondasi pengajaran Islam, seperti sekulerisasi pendidikan di Indonesia dengan menjadikan pendidikan Islam terpinggirkan dari kurikulum pendidikan nasional, padahal mayoritas penduduknya beragama Islam. Contoh lain adalah paksaan pemerintah Amerika Serikat untuk mengubah kurikulum pendikkan Universitas al-Azhar di Mesir, karena kampus ini dinilai produktif dalam melahirkan aktivis-aktivis Islam yang berbahaya bagi kepentingan mereka.

6. Menjadikan hukum dan undang-undang positif sebagai rujukan dan pemutus§ dalam berbagai perkara kehidupan ummat Islam sedangkan hukum dan aturan al-Qur’an ditinggalkan dan diabaikan.

STRATEGI MENGHADAPI GHAZWUL FIKRI

1. Menjadikan setiap pribadi kita sebagai pribadi yang terbebas dari§ ghazwul fikri, dan bukti sebagai kemurnian ajaran Islam melalui tarbiyah Islamiah yang aktif diikuti.

2. Menjadikan lingkungan keluarga kita dan tempat tinggal kita sebagai lingkungan yang positif terhadap Islam.

3. Meninjau kurikulum pendidikan nasional yang berlaku sehingga bisa membendung pengaruh jahat dari ghazwul fikri.

 4.Mendirikan instansi atau lembaga-lembaga untuk menghadapi ghazwul§ fikri yang bertugas mengamati, menghadapi dan mencari jalan keluar bagi serangan itu

  5.Membentuk media-media massa alternatif yang punya visi da’wah Islam yang kental dan kuat dalam pemberitaan dan opini yang hendak disampaikan kepada masyarakat

“Wahai Tuhan kami, berikanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).” [QS al-Kahfi : 10]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar