Rabu, 21 Desember 2011

Ghazwul Fikri (Perang Intelektual), cara utk menghancurkan umat Islam yang lebih berbahaya dari cara militer/kekerasan eps.II

Bentuk-bentuk Upaya Ghazwul Fikri

            Bentuk-bentuk Upaya Ghazwul Fikri, adalah :
1.melalui berbagai opini sesat di media dan di tengah masyarakat muslim
2.melalui film, sandiwara, pertunjukan seni, maupun lirik-lirik lagu yang dikemas indah.
3.melalui berbagai bentuk fiksi baik fiksi murni, fiksi ilmiah, cerita komik, cerita drama sampai cerita anak
4.melalui berbagai sandiwara politik dan peristiwa seperti sandiwara Holocaust dimasa Perang Dunia II dan lain-lain
 5.melalui berbagai acara ilmiah yang mempertontonkan berbagai kecanggihan militer dan intelijen mereka.
6.melalui penyebaran berbagai adat kebiasaan non-Islam yang dipromosikan dan dikemas dengan berbagai keindahan dan kemeriahan
7.  Berbagai film-film menarik yang bahkan dinobatkan (oleh mereka sendiri) sebagai film-film terbaik, ternyata di dalam film itu ada berbagai propaganda anti Islam yang menusuk.
8.Promosi berbagai perayaan adat jahiliyah yang dikemas sedemikian rupa sebagai “warisan pelecehan terhadap nilai-nilai tinggi Islam. Misalnya di Mesir, digencarkan promosi kebudayaan Mesir kuno zaman Fir’aun, lengkap dengan segala atributnya dan berbagai upacara penyembahan berhala, itu semua bertujuan tersembunyi agar masyarakat Mesir yang kini Muslim mulai meninggalkan nilai-nilai Islam dan kembali bangga dengan nilai-nilai zaman Fir’aun.
Cobalah simak program-program sebuah channel tv khusus tentang berbagai kebudayaan dari tv berlangganan. Bahkan cd-cdnya dijual di toko cd. Lalu untuk apa rubrik ini membicarakannya? Agaknya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa justru perang itu (Ghazwul Fikri) sangat tidak disadari di negeri ini.

 Para penjaga Benteng Terakhir negeri ini (baca: kaum ibu) apakah sadar bahwa setiap hari mereka dicekoki racun-racun Ghazwul Fikri lewat kotak kaca yang menjadi hiburan wajib setiap rumahtangga? Apakah para Penjaga Benteng Terakhir masih saja rela membelikan racun telinga dan jiwa bagi putra-putri mereka yang berbentuk berbagai format lagu, yang seolah wajib kini selalu hadir menghiasi pendengaran putra-putri kita dua-puluh-empat jam? 24 jam? Ya! Tidak jarang putra-putri kita belajar sampai tertidur tetap memasang alat mantra tersebut ke kuping mereka!

Mantra! Memang seperti mantra, boleh jadi lagu yang dipasang langsung ke telinga dapat mempengaruhi jiwa anak kita lewat kata-kata yang terdengar maupun tidak terdengar dari lagu tersebut. Efeknya bisa sampai seperti mantra. Seperti orang terhipnotis. Masih ingat fenomena Kurt Cobain musisi metal dari ujung Utara bumi yang membuat lagu tentang bunuh diri dan kemudian melaksanakannya? Kemudian jejak langkahnya diikuti oleh beberapa orang penggemarnya. Tersihir!

Tahukah para Penjaga Benteng Terakhir bahwabrainwashing atau cuci otak dapat terjadi dengan cara seseorang terus menerus mendengarkan kata-kata yang sama berulang-ulang, yang apalagi jika dikemas dengan nada-nada musik dan dentingan alat musik akan semakin memperkuat efeknya karena akan masuk ke bagian otak yang tanpa nalar? Jika seseorang sudah gandrung dengan suatu lagu, niscaya dia akan mendengarkannya berulang-ulang dan tak jarang mendengarkannya sambil sangat relaks yang berarti masuk ke tingkat kesadaran yang bisa dengan mudah disurupi jin?

Tanyakan pada para ahli ruqyah syar’iyyah (para terapis yang mempunyai ketrampilan mengobati orang kesurupan). Apakah para ibu muslimah dan para remaja penikmat lagu selalu mengerti apa yang dinyanyikan dalam lirik lagu kegemaran mereka? Banyak sekali yang mengaku tidak memperhatikan makna lagu, yang penting enak mengelus gendang telinga, meskipun kadang sebenarnya mudah saja mempelajari lirik lagu tersebut, tapi jarang yang secara serius mencoba mencari apa makna sebenarnya. Paling jauh sebagian besar penikmat lagu hanya mengingat arti dari bagian-bagian tertentu dari lagu tersebut, terutama kalau dianggap cocok. Misalnya refrain yang meneriakkan kata-kata pujian cinta atau patah hati.

Di era menjelang tahun 80-an, ada lagu dari sebuah grup musik Queen yang berjudul Bohemian Raphsody. Lagu yang diteriakkan oleh Freddy Mercury yang minta disuntik mati karena AIDS tersebut, seluruh isinya adalah pelecehan terhadap nilai-nilai Islam, bahkan sampai penolakan atas takdir (“ sometimes ‘ wished I’ve never been born before”). Lagu ini dulu termasuk Hit, bahkan bertahan masih digemari hingga kini.
Masih ingat lagu berbahasa spanyol yang sempat ketahuan ternyata berbicara tentang iblis? Grup musik Last Ketchup yang melantunkan lagu tersebut bahkan mengakui tak faham isi lagunya karena berbahasa kuno. Itu mantra setan!
Masih-kah para Penjaga Benteng Terakhir merasa masa kini sudah tak ada lagi perang dan karenanya boleh bersantai dalam menjaga bentengnya? Masihkah kita menyangka bahwa zaman sudah berubah dan kini musuh-musuh Islam sudah beristirahat dari memerangi kita? Lihatlah ke sekeliling, dan lihatlah dengan teliti. Wallahua’lam. (SAN).

10 Alat penting Ghazawul Fikri

Abdurrahman membuat 10 kategori acara televisi dan media cetak yang merupakan bagian dari strategi ghazwul fikri, dan karenanya haram ditonton oleh kaum Muslim:

1. Membius pandangan mata. Banyak disuguhkan wanita-wanita calon penghuni neraka    dari kalangan artis dan pelacur. Mereka menjadikan ruang redaksi bagaikan rumah bordil yang menggelar zina mata massal.
2.   Pameran aurat. Saluran televisi berlomba-lomba menyajikan artis-artis, baik dengan pakaian biasa, ketat, pakaian renang, sampai yang telanjang. Penonton diajak untuk tidak punya rasa malu, hilang iman, mengikuti panggilan nafsu, dan menghidupkan dunia mimpi. 

3.   Membudayakan ikhtilat. Sekumpulan laki-laki dan wanita yang bukan muhrim, biasa bergumul jadi satu tanpa batas. Tayangan semacam ini tak ubahnya membuka transaksi zina. 

4.   Membudayakan khalwat. Kisah-kisah percintaan bertebaran di berbagai acara. 

5.   Frekuensi suguhan kisah-kisah pacaran dan kencan makin melegitimasi budaya khalwat. 

6.   Membudayakan tabarruj. Banyak pelaku di layar kaca yang mempertontonkan bagian tubuhnya yang seharusnya ditutupi, untuk dinikmati para pemirsa. 

7.   Mengalunkan nyanyian dan musik setan. Televisi banyak menyiarkan bait syair lagu berupa mantera zina yang diiringi alunan alat musik setan. 

8.   Menyemarakkan zina. Sajian dari luar negeri maupun lokal yang banyak menyertakan adegan peluk, cium, dan ranjang membuktikan bahwa televisi adalah corong zina. Aksi zina yang menyeluruh, baik zina mata, telinga, hati, lidah, tangan, kaki, dan kemaluan. 


9.   Mempromosikan liwath (homoseksual). Para artis dan selebritis yang mengidap penyakit homoseks dijadikan contoh gaya hidup modern dan high class. Kaum homo makin bebas berkeliaran dengan berlindung di bawah payung hak asasi manusia. 

10. Menebarkan syirik. Televisi banyak mengekspos praktik pedukunan, mistik, ramalan, dan sihir yang dapat menghancurkan aqidah ummat. Tenggelam dalam laghwun. Acara-acara yang tak ada manfaatnya banyak disuguhkan untuk pemirsa, misalnya gunjingan tentang kehidupan pribadi selebriti dan humor berlebihan, sehingga lupa mengerjakan hal-hal yang justru penting seperti dzikir kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar